Jumat, 01 Agustus 2008

Acer vs Lenovo

Tulisan ini membandingkan contoh kasus antara Lenovo dan Acer. Keduanya sama-sama dari china, walaupun yg satu dari RRC satunya dari ROC (Taiwan). Tapi bagi sebagian besar penduduk dunia keduanya dianggap sama saja, dari china, dengan stereotip murahan dan tidak berkualitas. Tetapi apakah keduanya benar-benar bercitra negatif ?

Lenovo sebelumnya tidak dikenal orang, setelah membeli divisi PC IBM, orang baru mengenalnya. Sial bagi Lenovo dia tidak bisa mengambil manfaat banyak dari pembelian itu. PC IBM terutama notebooknya dikenal sebagai notebook yang kaku, tidak nyeni dan miskin inovasi teknologi, hanya mengandalkan kesan tangguh saja. Apalagi setelah diambil oleh Lenovo, image china yang berkesan murahan jelas menyapu habis image positifnya.

Lain halnya dengan Acer, Acer dikenal dengan produsen yang membangun sendiri brandingnya. Memulai dengan menawarkan produk dengan harga murah walaupun dengan kualitas yang lebih rendah. Tetapi ada hal lain dari Acer yang membawa ciri produk dari asia, yaitu inovasi fature-feature unik alternatif. Feature-feature unik itu awalnya memang tipikal asia, hanya orang asia saja yang menyukainya, tetapi lama kelamaan orang-orang dari bagian lain dunia menyukainya juga. Karena tidak perlu "jaim" sebagai produk yang mature, maka lebih mudah bagi Acer untuk mengikuti perkembangan teknologi dan mendeliver faeature-feature unik dengan cepat tanpa menunggu teknologi tersebut mature. Tipikal orang asia suka hal baru dan gonta-ganti barang.

Pelajaran yang dipetik adalah, jangan menyerah pada stereotip yang melekat pada kita. Semua bangsa mempunyai nilai plus minus, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya untuk mencapai hasil yang positif. Bagaimana kita merubah nilai yang seolah negatif malah menjadi kekuatan.

Acer yang tahun lalu terus meningkat market share-nya setelah berhasil menembus pasar eropa dan amerika harus waspada terhadap saudara kandungnya Asus yang baru saja mengeluarkan produk fenomenal Eee PC.
Sebaliknya Lenovo rupanya mulai sadar bahwa dia harus mulai menggunakan gaya asia yang lincah dan inovatif. Setelah sadar pangsa US yang tidak terlalu bisa diandalkan karena pemerintah amerika yg selama ini memang pengguna merek IBM memutuskan untuk tidak menggunakan produk lanjutan dari IBM karena sudah bukan produk US lagi. Lenovo mulai melakukan inovasi dengan mengeluarkan produk diluar tradisi "thinkpad" yang kaku. Dikeluarkanlah notebook yang bahkan lebih tipis dari MacBook Air. Tentu saja walaupun lebih tipis dari produk Apple tetap saja susah untuk mengalahkan produk Apple, Lenovo harus bekerja lebih keras.